Dengan maraknya tindak kejahatan pengiriman pesan singkat dari pihak yang tidak bertanggung jawab melalui WhatsApp dan Telegram, pelanggan Telkomsel harus tetap berhati-hati dalam menanggapi pesan dari pihak yang tidak dikenal.

Pelanggan harus mengetahui permintaan untuk mengunduh dan menginstal file atau tautan APK/APK scam tertentu. Pasalnya, file .APK dan tautan yang tidak jelas biasanya mengandung malware berbahaya.

Menurut pdscustom.com, Metode kriminal umumnya menggunakan metode rekayasa sosial. Teknik ini merupakan upaya manipulasi dengan memanfaatkan human error atau kekeliruan untuk mengakses data pribadi atau rahasia di berbagai aplikasi. Misalnya aplikasi perbankan dan financial technology yang terhubung langsung dengan smartphone korban.

Skema pidana pengunduhan file .APK dilakukan dengan meminta masyarakat untuk mengunduh beberapa jenis file .APK yang mengirimkan undangan ke pernikahan atau upacara tertentu.

Dalam kasus lain, penjahat tampaknya memberikan konfirmasi tentang penyediaan layanan pencarian. Ada juga mod e-tiket, upgrade aplikasi perbankan, billing internet dan lowongan untuk file .APK yang dummy MyTelkomsel.

Jenis penipuan terakhir ini memiliki potensi kriminal, jadi pelanggan harus sangat berhati-hati dan mengabaikan (tidak menanggapi) permintaan yang dipermasalahkan. Menerima pesan ini juga menghilangkan kebutuhan klien untuk berbagi kode dengan pihak yang tidak dikenal.

Bagi pelanggan pascabayar Halo Telkomsel, untuk menjaga keamanan, kami sarankan untuk terus memantau atau mengecek batas pemakaian Halo Telkomsel Anda secara berkala agar sesuai dengan pemakaian bulanan Anda.

Saki Hamsat Pramono, Vice President Corporate Communications Telkomsel, mengatakan Telkomsel menanggapi serius masalah penipuan pelanggannya. Perusahaan juga siap berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menindaklanjuti korban situasi kriminal, khususnya dalam hal laporan terkait layanan Telkomsel.

“Pelanggan Telkomsel diimbau untuk sangat berhati-hati agar tidak mengunduh file atau tautan akses secara tidak sengaja,” kata Saki. “Selain itu, jangan percaya penawaran hadiah langsung. Jangan memberikan data pribadi rahasia atau data layanan keuangan seperti perbankan.” . .

Baca Juga  ICW: Jika Koruptor Bisa Ikut Pemilu 2024, Maka Ketidakpercayaan Masyarakat Terhadap Partai Politik Semakin Besar.

Telkomsel sendiri menyatakan tidak pernah meminta kode verifikasi dengan cara apapun, termasuk mengirimkan permintaan kepada pelanggan untuk mengunduh file .APK.

Saat ini ada banyak mod yang mengirimkan file .APK palsu dengan harapan korban akan mengunduh dan menginstalnya. Korban kemudian diminta untuk memberikan akses ke berbagai aplikasi yang memungkinkan penjahat mencuri data rahasia dari perangkat korban.

Jumlah data yang dapat Anda akses termasuk akses ke foto, video, pesan SMS, dan rekening bank. Jika Anda memberikan akses kepada pelaku, kemungkinan besar pelaku akan mengambil alih smartphone korban dan mendapatkan semua informasi rahasia Anda, seperti PIN, kata sandi, atau kode OTP Anda.

Pihak yang ingin mengadukan jika terjadi dugaan penipuan atau kejahatan yang mengatasnamakan Telkomsel dapat menghubungi Call Center 188, SMS 1166 dengan format isi DEEP#INDERNUMBER#DEEP SMS. Pelanggan juga dapat mengirimkan email ke cs@telkomsel.com. Pelanggan juga dapat menyampaikan laporan di akun media sosial resmi Telkomsel.

“Telcomcell berharap bahwa peningkatan kesadaran di antara para pelanggannya yang terus-menerus waspada tentang penggunaan layanan telekomunikasi mereka akan mengurangi keterpaparan mereka terhadap pola kriminal yang semakin kompleks dari perkembangan terkini,” katanya.

Saki menambahkan, selain melalui website resmi perusahaan, Telkomsel juga selalu menggunakan surat sebagai mekanisme pemberitahuan resmi untuk menginformasikan kepada media nasional informasi Grapari terdekat dengan call center Telkomsel.